Senin, 21 Maret 2011

ARAHKAN HIDUPMU KEPADA APA YANG MELAMPAUI YANG KELIHATAN!



“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (II Korintus 4:18)


Ayat ini adalah permata murni yang riil, karena di dalamnya kita dapat menemukan kunci kesuksesan sebagai orang Kristen. Rasul Paulus memberikan penjelasan tentang apa yang harus kita perhatikan di dalam ayat ini. Pikirkan tentang kehidupan Paulus. Pada mulanya ia adalah seorang yang sangat terkenal dan sukses. Namun ketika menjadi orang Kristen ia kehilangan reputasinya dan mulai hidup susah dan menghadapi kerasnya kehidupan. Ia pernah dirajam batu dan kemudian ditinggalkan karena pikir orang ia sudah mati. Ia pernah dicambuk lima kali. Ia pernah dipukul dengan tongkat pemukul tiga kali. Ia pernah dirampok. Ia pernah menghabiskan satu setengah hari di lautan, berpegang pada sebatang kayu pecahan kapal. Semua temannya meninggalkan dia. Ia tidak lagi memiliki keluarga. Ia menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara. Ia akhirnya dipenggal oleh Kaisar Nero. Rasul Paulus hidup melalui perjuangan keras, kesusahan dan penderitaan. Namun ia tidak pernah menyerah. Tentu banyak orang yang memikirkan tentang kehidupan Paulus menjadi heran – Apa yang membuat orang ini bisa melewati semua itu? Apa yang membuat orang ini begitu tenang dan bahagia di tengah berbagai bencana dan penderitaan ?

Jika Kita menemukan jawabannya, itu akan menolong Kita bukan hanya untuk menjadi orang Kristen, namun juga untuk menghidupi kehidupan Kristen. Dan Paulus tidak menyembunyikan rahasia kekuatannya ini. Ia menjelaskan kepada kita secara langsung apakah kunci dari ketenangan dan kekuatannya di tengah badai kehidupan. Itu ada dalam ayat kita ini,

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (II Korintus 4:18)

Hal pertama yang perlu kita tahu adalah apa arti kata “memperhatikan” ini. Setelah kita mengetahui arti kata dari bahasa Yunani yang diterjemahkan “memperhatikan” di sini, selanjutnya kita dapat memahami suatu perbandingan dalam ayat ini dengan mudah.

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan …”

Kata “memperhatikan” ini berarti “mengarahkan pandangan” . Saya berpikir kita mungkin boleh berkata bersama, bahwa “memperhatikan” ini berarti “mengarahkan”. Oleh sebab itu, Paulus sedang menjelaskan kepada kita agar jangan “memperhatikan” apa yang kelihatan, tetapi perhatikan “hal-hal yang tidak kelihatan

Jika Kita mau menjadi orang Kristen, dan menghidupi kehidupan Kristen, Kita harus memperhatikan atau mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal yang bersifat kekal, dan bukan hal-hal yang bersifat sementara. Dan oleh sebab itu ayat kita ini dapat dibagi menjadi dua poin.



I. Pertama, arahkan pandangan kita bukan kepada yang
kelihatan tetapi apa yang tidak kelihatan.
Arahkan perhatian Kita dan arahkan hidup Kita kepada apa yang melampaui penglihatan mata fisikal Kita. Jangan arahkan hidup Kita kepada apa “yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…” (II Korintus 4:18).
Ini adalah apa yang Rasul jelaskan kepada kita untuk kita lakukan di dalam Kolose 3:12,
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:1-2).

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan” (II Korintus 4:18).
Mantapkan hati Kita, dan arahkan hidup Kita kepada apa yang melampaui materi, dunia yang kelihatan. Mantapkan hati Kita dan tujuan hidup Kita, dan kerinduan hati Kita, “bukan kepada hal-hal yang kelihatan, tetapi kepada hal-hal yang tidak kelihatan.”

Banyak orang tidak pernah melakukan itu. Kita diberitahu dalam permulaan II Korintus bahwa Setan membutakan pikiran orang-orang yang belum bertobat.

“orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [Setan],” (II Korintus 4:4).

Orang-orang yang tidak percaya atau belum bertobat dibutakan oleh Setan agar mereka tidak mengarahkan kepada “tidak [menerima] hal-hal tentang Roh Allah” (I Korintus 2:14). Itulah sebabnya mengapa Rasul menyebut mereka sebagai “manusia duniawi.”

“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah” (I Korintus 2:14).

Hanya orang-orang yang telah dibebaskan dari kebutaan kuasa Setan yang mampu memahami Paulus ketika ia berkata,

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…” (II Korintus 4:18).

Hanya orang-orang yang telah bertobat yang mampu melihat apa yang melampaui dunia fisikal, yaitu dunia yang tak kelihatan. Dan hanya orang yang telah bertobat yang akan mengarahkan hidupnya kepada apa “yang tidak kelihatan.”

Kita harus mengangkat pikiran kita, atau tidak memkitang apa

“yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…”
(II Korintus 4:18).

Dalam bahasa yang sederhana, Rasul menjelaskan kepada kita untuk memperhatikan atau mengarahkan hati dan hidup kita kepada apa yang melampaui segala sesuatu yang bersifat fisikal dan kelihatan, yaitu apa yang tidak kelihatan. Perhatikan dan arahkan diri Kita sendiri kepada apa yang melampui hal-hal yang kelihatan, tetap kepada hal-hal yang tidak kelihatan!

Banyak jemaat di Daerah Minoritas kristen atau orang yang oleh karena nama Yesus, disiksa, ditindas, dihimpit bahkan yang hidup diwah ancaman hanya karena beriman kepada Yesus, yang jauh lebih memahami ayat ini dari pada kita yang hidup normal, yang jauh dari cobaan, siksaan ataupun penderitaan atasnama iman kita. Orang-orang ini yang berada di tempat-tempat sulit lainnya menempati posisi yang lebih baik dalam memahami ayat ini.
Jika mereka berharap untuk menerima anugerah dan pertolongan dari Allah pada masa sulit dan di tengah penganiayaan, mereka, mungkin kita hampir berkata, “dikuatkan” oleh apa yang Paulus katakan dalam ayat ini. Jika mereka tidak memahami ayat ini, mereka tidak akan mampu berada di bawah penganiayaan yang berat. Namun, puji Tuhan, mereka mampu, dan mereka “lebih dari pada seorang pemenang” di dalam menghadapi semuanya itu. Rahasia mereka adalah bahwa mereka tidak memfokuskan dan mengarahkan hidup mereka kepada hal-hal

“yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…”
(II Korintus 4:18).

Selanjutnya, apa hal-hal “yang kelihatan itu,” agar kita tidak mengarahkan hidup kita kepada hal-hal itu? Yang dimaksud dengan hal2 yang kelihatan adalah hal-hal duniawi, seperti [uang], kekayaan, kehormatan, kesenangan, keuntungan sendiri, yaitu hal-hal yang kelihatan yang menarik perhatian manusia duniawi..

Kita dapat melihat dan merasakan hal-hal duniawi, seperti uang, gaji, kesenangan, dan keuntungan-keuntungan. Ini adalah hal-hal yang kelihatan yang mana banyak orang mengarahkan hidup mereka kepada hal-hal ini. Namun orang yang ingin menjadi orang Kristen, atau orang Kristen yang ingin mencari kesuksesan kehidupan Kristen, tidak harus mengarahkan kepada semua “hal-hal yang kelihatan” ini. Perhatian dan tujuannya harus jauh lebih tinggi dan jauh lebih baik dari pada mengarahkan hatinya atau tujuan hidupnya kepada dunia yang terhilang atau sia-sia ini. Ia harus memkitang apa yang melampaui apa yang kelihatan yaitu dunia yang tidak kelihatan jika ia ingin berhasil dalam kehidupan Kristennya, seperti yang telah Paulus lakukan.

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan [jangan letaklan hati Kita atas semua itu, jangan jadikan semua itu sebagi tujuan hidup Kita], melainkan [arahkan kepada] yang tak kelihatan” (II Korintus 4:18)

Selanjutnya Kita akan berhasil sebagai orang Kristen, bahkan seperti yang telah Paulus lakukan di dalam semua kesulitan, siksaan, dan masalah-masalah besar yang dihadapinya di dalam hidup dan pelayanannya.

Dalam alkitab dikisahkan kepada kita bagaimana para Sadrak, polycarpus dan abednego yang dilemparkan keluar dalam keadaan telanjang di tengah malam musim dingin yang kemudian esok siangnya dibakar [oleh para penyembah berhala], mereka saling menghibur dan menguatkan antara satu dengan yang lainnya dengan perkataan-perkataan ini. [Mereka saling berkata satu dengan yang lainnya] “Dingin memang menyakitkan, namun firdaus itu indah; kesusahan adalah cara [hidup bagi Kristus], namun kesenangan akan menjadi akhir perjalanan kita; marilah bertahan menahan dingin yang tidak seberapa ini, dan pangkuan [Abraham] akan segera menghangatkan kita; biarkan kaki kita terbakar sebentar oleh [nyala api para penyembah berhala] agar kita dapat menari-nari untuk selamanya bersama dengan para malaikat; biarkan tangan kita masuk ke dalam nyala api [para penyembah berhala], agar tangan itu dapat menerima kehidupan abadi”

Siapapun yang menemukan kesulitan untuk menjadi orang-orang Kristen yang baik, marilah kita selalu, selamanya, mengingat ayat ini, seperti yang telah dilakukan oleh para martir:

“yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…”
(II Korintus 4:18).

Marilah kita berkata bersama dengan Rasul Paulus,

“Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8).

Ia dapat berkata bahwa ia telah mengetahui rahasia menaklukkan dunia melalui Kristus, terangkum di dalam bagian pertama dari ayat kita ini,

“kami memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan…” (II Korintus 4:18).

Perhatian dan tujuan hidup Paulus adalah melampaui apa yang kelihatan. Ia mengarahkan perhatiannya kepada apa yang tidak kelihatan yaitu kekayaan atau kemuliaan Allah di dalam Kristus Yesus. Ia mengarahkan perhatiannya kepada Sorga – dan kemuliaan kekal menanti dia di dalam Kerjaan Sorga!

II. Kedua, arahkan pkitangan Kita bukan kepada yang
sementara tetapi apa yang tidak bersifat kekal.

Tadi saya menghilangkan bagian terakhir dari ayat ini, namun saya ingin meletakkannya kembali di sini, karena ini adalah poin kedua dari khotbah ini. Mari kita berdiri dan membaca II Korintus 4:18 ini kembali dengan suara keras.

“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (II Korintus 4:18)

Silahkan duduk kembali.

Kita harus mengarahkan perhatikan kita kepada hal-hal yang tidak kelihatan karena hal-hal yang kelihatan bersifat “sementara,” itu berarti “temporer, hanya sebentar saja” [atau “temporary, [lasting only] for awhile”] (Strong #4340). Semua hal yang kelihatan itu hanya bersifat sementara dan segera berlalu.

Bukankah inilah esensi iman itu?

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1).

Banyak hal yang… sekarang ini benar-benar tidak kelihatan akan menjadi kelihatan ketika perjalanan iman kita sampai pada garis akhir. Suatu hari nanti kita akan melihat Yesus. Suatu hari nanti kita akan melihat Yerusalem Baru, Kota Sorgawi. Suatu hari nanti kita akan melihat Setan dibelenggu dan Kristus memerintah atas seluruh bumi. Ini adalah di antara hal-hal yang bersifat kekal. Ini adalah hal-hal yang harus kita pikirkan dan perhatikan dan kita cari melalui iman.

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibrani 12:2).

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).

“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (II Korintus 5:7).

Kejarlah hal-hal yang bersifat kekal dengan pikiran yang terkonsentrasi. Kita harus memkitang kepada hadiah dari akhir perlombaan.
Seorang pelari tidak menoleh ke kanan atau ke kiri, atau memkitangi bunga indah bermekaran di sepanjang jalan, namun mengarahkan pkitangannya kepada hadiah, dan itu yang memotivasinya untuk lari cepat. Ia melangkah sejauh-jauhnya untuk segera mencapai garis akhir, dan memenangkan hadiah perlombaan… Biarlah hal-hal yang bersifat kekal melingkupi hidup Kita di sepanjang waktu… Jadikan semua itu sebagai dasar perencanaan Kita; jadikan itu sebagai dasar pemikiran dan pertimbangan Kita; jadikan itu sebagai dasar hidup dan tindakan Kita; lemparkan seluruh keberadaan Kita ke dalam hal-hal yang bersifat kekal .

Saya ingin tahu apakah itu yang membuat beberapa Kita tidak mau datang kepada Kristus. Saya ingin tahu apakah mungkin perhatian dan fokus yang Kita miliki adalah kepada hal-hal yang bersifat sementara dari dunia ini, dari pada hal-hal yang bersifat kekal. Dan jika Kita benar demikian, saya berdoa agar Kita mau mengarahkan hati Kita berpaling dari dunia ini, dan datang kepada Kristus melalui iman. Amin. Imanuel !!!!!!!


GARIS BESAR KHOTBAH
ARAHKAN HIDUPMU KEPADA APA YANG
MELAMPAUI YANG KELIHATAN!


“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (II Korintus 4:18)

I. Arahkan pkitangan Kita bukan kepada yang kelihatan
tetapi apa yang tidak kelihatan, II Korintus 4:18a;
Kolose 3:1-2; II Korintus 4:4; I Korintus 2:14; Filipi 3:7-8.

II. Arahkan pkitangan Kita bukan kepada yang sementara
tetapi apa yang tidak bersifat kekal, II Korintus 4:18b;
Ibrani 11:1; 12:2; 11:6; II Korintus 5:7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar