Minggu, 13 Februari 2011

Mensyukuri Karya Yang Luar Biasa Dalam Hidup Kita

Puji Tuhan
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Mazmur 139:13-16
Akhir-akhir ini banyak sekali kita dengar berita-berita yang berkaitan dengan aborsi. Berbagai media memberitakan praktek-praktek aborsi yang terjadi di berbagai tempat. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia-pun praktek aborsi semakin menjadi. Padahal kehidupan merupakan karya Tuhan yang luar biasa dalam dunia ini. Dan kehidupan sudah mulai terbentuk sejak bakal janin mulai ada dalam kandungan. Sangat disayangkan sekali jika kita, yang juga Tuhan ijinkan untuk menikmati hidup, malah menghentikan kehidupan itu sendiri dan tidak memberikan kesempatan bagi bakal janin untuk dapat tumbuh dan lahir sebagaimana layaknya seorang bayi.
Apa yang terjadi jika aborsi dilakukan? (Terlepas dari segi medis )

Domba di Tengah-tengah Serigala (Matius10 ; 16)

Nats Alkitab yang baru kita baca ini oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) ditaruh pada bagian perikop yang baru namun lembaga Alkitab lain, yaitu New International Version (NIV), menaruh nats ini pada perikop sebelumnya. Hal ini menunjukkan kalau nats ini merupakan ayat jembatan sehingga bisa diletakkan di perikop baru atau perikop sebelumnya. Kita telah memahami kalau Tuhan Yesus memilih sendiri para murid dan memberikan jabatan rasul pada mereka maka hal itu janganlah menjadikan kita sombong karena merasa diri eksklusif. Ingat, kalau kita dipilih menjadi murid Tuhan maka itu merupakan suatu anugerah, sebab sesungguhnya kita tidaklah layak, memang siapakah kita manusia berdosa yang bodoh ini sehingga Tuhan berkenan memakai kita untuk turut ambil bagian dalam kerajaan-Nya? Biarlah dengan rendah hati kita tetap melayani Dia. Seorang yang mempunyai kedudukan tinggi sebagai rasul bukan berarti boleh bersantai ria dan tidak bekerja. Tidak! Tuhan Yesus langsung mengutus mereka untuk pergi karena kita telah memperolehnya dengan cuma-cuma maka kita pun harus memberi. Perhatikan, dalam hal ini cara Tuhan Yesus berbeda dengan dunia.
Dalam pengutusan itu, Tuhan tidak mengijinkan para murid membawa emas atau perak atau tembaga bahkan bekal, baju ataupun tongkat. Jabatan rasul justru tidak menjadikan mereka istimewa. Tuhan Yesus ingin mendidik mereka untuk selalu bersandar pada-Nya. Sangatlah disayangkan, hari ini banyak orang Kristen yang tidak mau dididik, orang menganggap didikan Tuhan yang keras itu justru sebagai hukuman. Banyak orang Kristen tidak mau hidupnya dilatih dengan keras oleh Tuhan maka tidaklah heran kalau pelayanan menjadi tempat bagi orang untuk memenuhi keegoisan dirinya; orang hanya mau melayani kalau ada jabatan atau kalau ada keuntungan saja. Salah! Didikan Tuhan itu justru karena Tuhan sayang, bagaimana mungkin buah zaitun dapat menghasilkan minyak kalau tidak diperas? Begitu pula dengan emas haruslah dipanaskan terlebih dahulu barulah nampak kemurniannya. Konsep ini telah disadari oleh Socrates sejak ribuan tahun lalu, hidup yang tidak teruji tidak layak untuk dihidupi. Tuhan ingin setiap kita memahami hal ini dengan demikian kita siap dipakai oleh Tuhan menjadi murid-Nya karena posisi seorang murid disini sangatlah sulit, yaitu seperti domba di tengah-tengah serigala.