Rabu, 16 Februari 2011

Menjaga Sumber Kekuatan Di Dalam Hidup Kita

“Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu ! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” Matius 25:1-13 

Dari kisah di atas kita melihat bahwa ada dua figur yang dinyatakan kepada kita, yaitu gadis bodoh dan gadis bijaksana. Kedua figur memiliki persamaan yaitu sama-sama membawa pelita dan sama-sama pergi  untuk menyongsong mempelai laki-laki. Mereka juga bersama-sama menunggu kedatangan mempelai laki-laki dan juga sama-sama tertidur ketika sang mempelai belum datang juga.
Tetapi yang membedakan kedua figur ini adalah selain membawa pelita, gadis bijaksana juga membawa buli-buli yang berisi minyak. Sedangkan gadis bodoh tidak membawa cadangan minyak sama sekali. Dan kita melihat setelah sekian lama menunggu, minyak pada pelita mereka hampir habis sehingga mereka harus segera menambahkan minyak supaya pelita tidak padam. Dan pada akhirnya gadis-gadis bodoh tidak mendapat kesempatan memasuki perjamuan kawin karena mereka sibuk mencari minyak untuk pelita mereka. Keadaan seperti ini menggambarkan umat Tuhan yang ada pada saat ini. Setiap orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya mempunyai pelita untuk mereka bawa. Pelita itu yang akan menerangi setiap langkah kehidupan mereka dan juga menerangi kegelapan dunia ini. Tetapi ketika umat Tuhan hanya berhenti pada titik keselamatan itu dan tidak melatih kehidupan rohani mereka dengan rajin beribadah (1 Tim 4:8), membaca firmanNya setiap hari dan senantiasa berdoa, mereka menempatkan diri mereka pada figur yang tidak membawa minyak bagi pelita mereka.  “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Rat 3:22-23. Minyak merupakan sumber energi bagi pelita. Demikian juga hubungan dengan Tuhan, persekutuan yang intim dengan Dia merupakan sumber kekuatan bagi hidup kita. Hubungan ini harus senantiasa dilakukan setiap hari. Kita tidak bisa mengandalkan hubungan yang kemarin atau minggu lalu, tetapi kita harus menjaga agar persekutuan yang intim senantiasa baru setiap harinya. Tuhan selalu mencurahkan rahmatNya baru setiap hari. 
Ketika kita senantiasa menjaga hubungan dengan Tuhan dan melatih kehidupan rohani kita, kita ada dalam posisi yang senantiasa berjaga-jaga dalam segala keadaan. Masalah boleh datang, goncangan boleh terjadi, krisis-pun boleh melanda kehidupan kita, tetapi bersama Yesus kita lakukan perkara besar. Bersama Yesus kita siap menghadapi segala hal. Dan Dia akan memberikan kekuatan dan jalan keluar bagi setiap masalah yang kita hadapi. Amin !!!